Maret 11, 2016 Dhani
Danau Tahai. Entah sudah berapa tahun aku ga ke tempat ini. Rasa-rasanya sudah puluhan tahun sejak adikku yang kedua masih tidur dalam ayunan.
|
Danau Tahai difoto dengan fitur panorama |
Danau Tahai terletak di Tumbang Tahai sekitar 20 menit perjalanan darat dari Palangka Raya ke arah Sampit dan sebelum sampai ke Tangkiling masuk ke kawasan Arboretum Penangkaran Orang Hutan. Di arah objek wisata ini terdapat tiga tempat yang bisa dikunjungi yaitu Arboretum Penangkaran Orang Hutan, Bumi Perkemahan Nyaru Menteng, dan Danau Tahai. Objek wisata ini bisa dikategorikan Objek Wisata Alam.
*Baca juga:
Anak Himba, Tempat Outbond Di Hutan Sebenarnya
Kebetulan waktu kemaren libur kerja karena saudara-saudara yang beragama Hindu merayakan Nyepi dan kebetulan bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari, ada sepupu dari Banjarmasin yang datang membawa serta suami dan anaknya. Setelah menyaksikan gerhana, mereka ngajak jalan-jalan ke Danau Tahai.
*Baca juga:
GMT - Indah, Eksotis, Berilmu Pengetahuan, dan Religius
Untuk masuk ke objek wisata ini cukup membayar Rp. 5rb/orang dewasa (anak-anak gratis) dan kita bisa sepuasnya berada di kawasan ini.
|
Objek Wisata Danau Tahai |
Sebenarnya tidak terlalu banyak yang bisa dilihat disini selain danau yang airnya kecokelatan namun bersih. Jembatan gantung yang melintasi danau pun terlihat sudah sangat lapuk. Mungkin saja tempat wisata ini telah terlupakan sebab minimnya orang berkunjung kesini.
|
Jembatan gantung yang nampak lapuk |
|
Foto disitu saja nanti kecebur |
Terdapat semacam gazebo atau pondokan yang bisa digunakan sebagai tempat berteduh jika kepanasan atau sekedar berisitrahat. Antar gazebo terhubung dengan jembatan sehingga untuk menikmati danau tidak perlu menggunakan perahu
|
Istirahat di gazebo |
|
Gazebo dan beberapa pengunjung lain |
|
Banyak Gazebo |
Selain berjalan di jembatan yang telah ada, bisa juga menikmati danau dengan menggunakan sepeda air. Sewa sepeda air ini Rp. 10rb/30 menit. Oh ya sedikit tips jika ingin menyewa sepeda air, pastikan keamanan diri sendiri karena tidak disediakan alat keselamatan seperti
life jacket atau sejenisnya, mungkin karena tipikal masyarakat Dayak yang memang mahir berenang sehingga dipandang tidak terlalu perlu alat keselamatan
|
Kami bertiga ngeksis dulu |
|
Sepeda air yang bisa disewa namun minim alat keselamatan |
Akhirnya setelah cukup lama memandang alam di Danau Tahai sembari beristrahat di gazebo, kami mulai melangkahkan kaki keluar kawasan objek wisata. Awalnya sih pengen main ke Arboretum sekalian cuma karena si kecil nampaknya sudah kelelahan kami pun terpaksa mengurungkan keinginan. Mungkin dilain waktu dan kesempatan
|
Si kecil sudah mulai minta gendong aja karena kecapekan |
(( Tipikal masyarakat Dayak pandai berenang )) *ketawa ngakak*
BalasHapusManajemen Danau Tahai mungkin lupa bahwa tidak semua pengunjung Danau itu orang Dayak, jadi tidak semua pengunjung pandai berenang. Mudah-mudahan artikel ini dibaca oleh manajemen supaya mereka mau mengedepankan faktor keselamatan, itu juga kalau mau danaunya dioptimalkan jadi objek wisata Kalimantan Tengah.
Sayang kalau danaunya sepi. Padahal posisinya nggak jauh-jauh amat dari Palangka.
Sekarang orang Dayak belum tentu bisa berenang karena aktifitas masyarakat sudah tidak terlalu banyak di sekitar sungai lagi
Hapus