Catatan Kecil Kehidupan Pribadi Sehari-hari Seorang Suami, Ayah, dan ASN

Disclaimer

Blog ini merupakan pindahan dari blog www.abangdhani.net, jadi apabila ada embel-embel atau kalimat yang berhubungan dengan URL/alamat tersebut maka itu merupakan postingan lama yang tidak di-edit

Arsip Blog

Senin, 27 Oktober 2014

Bayi Kami "Kuning"


Cerita ini sebenarnya bentuk kekesalan hati karena tidak bisa ikut acara tentang seminar ASI yang diadakan Dinkes Prop. Kalteng padahal sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu dimana saat saya bekerja bersama dalam suatu kegiatan dengan salahsatu staf Dinkes Prop. Kalteng telah sedikit banyak membahas tentang bagaimana ASI agar menjamur dikalangan ibu-ibu khususnya di Kalimantan Tengah

Dalam cerita ini mungkin secara langsung tidak mengarah ke ASI tapi saya menekankan bagaimana pengalaman saya dan istri dalam menghadapi bayi kami yang "kuning". Oh ya untuk mempersingkat dalam pengetikan saya singkat aja ya BAYI KUNING dengan BK :D

BK atau Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia) 》begitu pengertiannya yang saya dapat dari googling. Awalnya saya tidak tau BK itu apa dan seperti apa, namanya juga baru jadi orangtua hehe
Kenapa bisa terjadi BK? Hmm googling lagi yah... ternyata eh ternyataaa.. BK ini ada yang alamiah dan ada yang memang karena penyakit. Bahas satu persatu? Ok silahkan disimak hasil copas saya berikut

Secara garis besar, batasan kekuningan bayi baru kahir karena proses alamiah (fisiologis) adalah sebagai berikut:
  1. Warna kekuningan nampak pada hari kedua sampai hari keempat.
  2. Secara kasat mata, bayi nampak sehat
  3. Warna kuning berangsur hilang setelah 10-14 hari.
  4. Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah kurang dari 12 mg%.
Adapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu penyakit (patologis), antara lain:
  1. Warna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 36 jam.
  2. Warna kekuningan cepat menyebar kesekujur tubuh bayi.
  3. Warna kekuningan lebih lama menghilang, biasanya lebih dari 2 minggu.
  4. Adakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia).
  5. Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah lebih dari 12 mg% pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 mg% pada bayi prematur.
Jika ada tanda-tanda seperti di atas (patologis), bayi kurang aktif, misalnya kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan
Kembali ke cerita, anak kami yang waktu itu baru berusia sekitar 2 minggu mengalami BK. Karena waktu itu kami masih sangat awam, konsultasilah kami ke tenaga paramedis (bidan) yang membantu persalinan anak kami dan dibilangnya sih karena kurang cairan. Hah masa sih? Waktu itu percaya aja dan disarankan untuk menambah asupan cairan dengan yang namanya sufor. Hati ini serasa disayat sembilu. Meski kalimatnya sedikit lebay tapi begitulah yang kami rasakan. Diantara tekad ingin ASI eksklusif atau ketidaktegaan kami terhadap buah hati akhirnya bayi kami terpaksa diberi tambahan sufor.

Oh iya kekhawatiran saya sangat tinggi karena saya teringat almarhumah mama saya yang meninggal karena sirosis dengan gejala yang sangat mirip dengan BK ini.

Sehari, dua hari, tiga hari... tak ada perubahan berarti. Akhirnya dalam hati kami mulai meragukan diagnosa sang bidan. Dengan rasa penasaran yg sangat sangat sangat, googling lah kami untuk mencari referensi lain dan ternyataaa faktanya memang asupan cairan mempengaruhi namun ASI sudah dianggap cukup dan ada hal yang selama ini tidak kami lakukan yaitu "menjemur" bayi kami

Akhirnya setiap pagi kami "jemur" tuh si bayi mungil nan cantik. Jemurnya sih tidak terkena matahari langsung tapi cukup dibawa keluar ruangan atau keluar rumah saja dan tidak sampai seminggu warna kuning pada bayi kami sudah menghilang. Bagaimana dengan sufornya? Nah ini salahsatu kesalahan kami yang mungkin akan saya ceritakan lain kali.

Kenapa harus dijemur? Nah ini saya copas kan lagi ya

Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Bila pagi hari dalam keadaan mendung sinar matahari sore atau akhir matahari mungkin masih dianggap aman, sekitar jam 16.00 s/d 17.00. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.Apapun penyebab kuning, sebaiknya jangan diremehkan

Apa pesan dari cerita ini? Biar pembaca yang menganalisanya hehe...

Referensi: http://drwidodojudarwanto.com/2013/09/22/penyebab-dan-penanganan-bayi-kuning-ikterus-neonatorum/

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar pada formulir isian berikut