Catatan Kecil Kehidupan Pribadi Sehari-hari Seorang Suami, Ayah, dan ASN

Disclaimer

Blog ini merupakan pindahan dari blog www.abangdhani.net, jadi apabila ada embel-embel atau kalimat yang berhubungan dengan URL/alamat tersebut maka itu merupakan postingan lama yang tidak di-edit

Arsip Blog

Kamis, 24 Desember 2020

Swab Rapid Antigen Bagi Penyintas COVID-19


Tulisan ini bisa dianggap lanjutan dari tulisan sebelumnya yaitu http://dhani.lembarbuku.com/2020/12/adiknya-una.html

Aslinya pada saat keguguran, istri langsung aku bawa ke IGD RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Sesuai prosedur, maka dilakukan rapid test menggunakan rapid test antibodi dan menunjukkan hasil reaktif IgG. Ga kaget sih karena memang istri seperti terpapar saat aku positif Covid-19 sekitar setengah tahun yang lalu.

Karena hasil reaktif itu pihak RS tidak berani memberikan tindakan apa-apa termasuk tindakan kuretase. Alasannya ya itu tadi karena hasil rapid test reaktif (meskipun IgG) dan disarankan untuk swab PCR agar meyakinkan untuk keselamatan bersama.

Beberapa hari kemudian kontrol ke dokter dan diberi obat agar sisa kehamilan luruh dengan sendirinya. Setelah obat habis maka kontrol lagi dan ternyata masih ada sisa kehamilan. Akhirnya dokter memberi rujukan ke RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dengan diagnosa abortus incomplete.

Berhubung kami tau jika masuk IGD lagi akan dilakukan rapid test yang hasilnya pun kemungkinan akan reaktif maka kami berinisiatif untuk melakukan rapid test jenis antigen. Namun sayangnya saat itu RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada saat itu belum ada layanan tersebut.

Kebetulan sedang heboh-hebohnya rapid test antigen untuk perjalanan dari dan keluar jawa menjelang libur panjang natal dan tahun baru juga. Akhirnya aku mendapat info dibeberapa tempat yang bisa melayani test tersebut dengan biaya yang berbeda-beda yaitu:
Pertama, Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (Labkeskal) Propinsi Kalteng dengan biaya Rp. 100.000. Kami tidak memilih layanan ini karena kata beberapa orang antriannya sangat banyak (ini perlu dikonfirmasi lagi sih ke sana benar atau ga infonya)
Kedua, layanan di bandara dengan biaya Rp. 200.000. Kami memilih layanan ini namun gagal. Ternyata untuk melakukan test ini di bandara harus menunjukkan tiket dulu berhubung jumlah alat yang terbatas
Ketiga, RS Siloam Palangka Raya dengan biaya Rp. 249.000. Kami coba ke RS ini. Meskipun peminatnya banyak (dan terlihat dari pakaian dan bawa-bawa koper mayoritas adalah calon penumpang pesawat) namun mereka dapat melayani. Akhirnya dilakukanlah swab untuk rapid test antigen dan alhamdulillah hasilnya negatif.

Bagi penyintas COVID-19, rapid test antibodi yang hasilnya cenderung reaktif akan sangat menyulitkan. Meskipun katanya hanya untuk skrining dan tidak bisa menggambarkan seseorang beneran positif COVID atau ga, tapi kenyataannya ga begitu. Banyak proses administrasi yang mengharusnya rapid test non-reaktif atau negatif. Karena rapid test antibodi cenderung akan bernilai reaktif bagi penyintas COVID, jadi ada baiknya jika diperlukan hasil rapid test langsung melakukan rapid test antigen saja

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar pada formulir isian berikut